Pinggul & Bokong Besar, Reduksi Serangan Diabetes

2008/05/12

Lifestyle Zone Artis. Bentuk pinggul dan bokong besar tidak selamanya buruk. Sekolah Pendidikan Kedokteran Harvard, Boston, menyatakan, pinggul dan bokong besar justru melindungi Anda dari serangan penyakit diabetes.

Penelitian yang dipimpin Dr Ronald Kahn tersebut menemukan lemak yang terkumpul di bawah kulit justru membantu memperbaiki kepekaan hormon insulin. Hormon inilah yang bertanggung jawab mengatur peredaran darah.

Kahn bersama peneliti lainnya melakukan eksperimen pada tikus percobaan. Dalam eksperimen, tikus percobaan mendapatkan pencangkokan sejenis lemak ke dalam perut hingga kemudian menyusut. Meskipun sang tikus tidak memiliki kesempatan diet atau level aktivitas mereka membaik.

"Ini hasil yang mengejutkan. Kami menemukan efek yang memberi manfaat. Terutama jika kamu meletakkan lemak jauh di kedalaman perut," kata Kahn. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Cell Metabolism.

Kahn memulai penelitian atas dasar ingin mengetahui lemak yang diletakkan pada daerah tubuh yang berbeda, maka akan memberikan efek yang berbeda. Terutama dalam hal risiko terhadap penyakit yang berhubungan dengan metabolisme seperti diabetes.

Tim peneliti menguji teori bahwa terkadang lemak yang terkumpul dalam perut atau dikenal sebagai "lemak dalam" bisa meningkatkan risiko penyakit diabetes dan jantung. Sementara orang bertubuh bulat, berlemak di pinggul dan bokong, justru berisiko lebih rendah terkena penyakit diabetes dan jantung.

Lalu, dia mengembangkan beberapa tahap eksperimen. Tahap pertama, para peneliti mencangkok sel lemak dari tikus pendonor ke dalam perut tikus uji coba. Lemak itu ditanam di bawah kulit tikus uji coba.

Tikus yang mendapatkan cangkokan lemak di bawah kulit perut mereka justru menjadi semakin kurus setelah beberapa pekan. Selain itu, tikus ini juga mengalami perbaikan peredaran darah dan level hormon insulin dibandingkan tikus lainnya yang tidak mengalami pencangkokan.

"Apa yang kami temukan ini adalah setelah menanamkan lemak, ada perbaikan metabolisme tubuh. Kami kira ini merupakan hasil temuan yang penting," sebut Khan. Pasalnya, tidak semua lemak selalu buruk.

Namun, untuk mengetahui lebih jauh aspek khusus apa dari sel lemak, memerlukan penelitian lanjutan.

Para peneliti bertujuan menemukan zat kimia yang diproduksi sel lemak yang memberi harapan pengembangan obat antidiabetes, atau lainnya. Meskipun lemak dikenal memproduksi sejumlah hormon, menurut Kahn, selama proses eksperimen tidak satu pun hormon yang dikenal muncul.

"Jika kami bisa merekam zat kimia tersebut, mungkin kami akan memiliki kesempatan untuk mengubahnya menjadi pedoman untuk membuat obat," sebutnya. Namun, bagi pemilik pinggul dan bokong besar, tidak semua mendapatkan kabar baik. Sebab, berdasarkan hasil penelitian tim peneliti dari RS Adelaide, Dublin, Irlandia,bokong besar justru mengurangi efektivitas suntikan obat.

Menurut Ketua Tim Peneliti Victoria O Chan, bokong yang besarnya terlalu berlebihan pada wanita justru mengurangi keefektifan vaksin, obat pengurang rasa sakit, kontrasepsi, serta obat-obatan lainnya. Sebab, obat-obatan tersebut harus disuntikkan melalui otot gluteal pada bokong. "Suntikan yang dilakukan melalui bokong yang terlalu besar ternyata tidak efektif. Ini terbukti dari hasil analisa pada populasi orang dewasa di negara Barat," kata Chan.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti melibatkan 50 pasien sebagai responden pria dan wanita dengan usia antara 21-87 tahun. Semua responden menerima suntikan obat melalui bokong. Setelah itu, para responden dijadwalkan mengikuti analisa menggunakan CT Scan.

Para peneliti kemudian menyuntikkan obat bersama satu mililiter udara, lalu CT Scan melacak keberadaan gelembung udara dan obat tersebut. Ini untuk mengetahui apakah obat benar-benar telah masuk ke dalam jaringan otot, atau terhenti dan terganggu karena lemak.

Bagian atas bokong atau seperempatnya merupakan area di mana suntikkan obat dilakukan. Wilayah ini memiliki relatif sedikit urat saraf, tulang, dan lebih banyak pembuluh darah. Namun, banyaknya pembuluh darah pada area ini justru membuatnya rentan mengalami gangguan.

Terbukti, berdasarkan hasil CTScan yang dianalisa oleh tim peneliti, hanya 32 persen suntikan obat pada bokong besar yang benar-benar mampu mencapai jaringan otot. Sementara sisanya terhenti dan terganggu oleh sel lemak. Kasus ini lebih banyak ditemukan pada wanita ketimbang pria.

Perbandingannya 56 persen pria berbokong besar suntikan obatnya masih bisa mencapai jaringan otot. Sementara pada wanita hanya 8 persen atau dua dari 25 responden. Chan masih belum bisa menyimpulkan seharusnya berapa banyak obat yang diberikan kepada orang dengan bokong besar agar efektif.

AddThis Social Bookmark Button


1 comment: to “ Pinggul & Bokong Besar, Reduksi Serangan Diabetes

  • infogue
    11 Juli 2008 pukul 21.03  

    artikel anda ada di:
    http://penyakit.infogue.com
    http://penyakit.infogue.com/pinggul_bokong_besar_reduksi_serangan_diabetes

    anda bisa promosikan artikel anda di www.infogue.com yang akan berguna untuk semua pembaca. Telah tersedia plugin/ widget vote & kirim berita yang ter-integrasi dengan sekali instalasi mudah bagi pengguna. Salam!

 

Design by Amanda @ Blogger Buster