Terapi Air untuk Menjaga Kecantikan

2008/05/15

LIfestyle Zone Artis. Ternyata ketergantungan kita terhadap air tak sekadar pengusir rasa haus saja. Air dalam dunia kecantikan rupanya juga memiliki kontribusi yang begitu besar dalam menjaga pesona seorang wanita.

Mengenai hal itu, artis cantik Raslina Rasidin telah membuktikannya. Ditemui dalam acara beauty class yang diadakan oleh OLAY Total Effects, wanita asal Aceh itu memaparkan khasiat air dalam kehidupannya.

"Minum air putih untuk kecantikan sangat terasa sekali efeknya bagi saya. Apalagi saat kita tidak menggunakan make up, penampilan saya tetap terjaga. Karena itu, saya tidak berusaha mengubah penampilan, tapi saya selalu mencoba menjaga kecantikan. Salah satu caranya dengan banyak mengonsumsi air putih," kata Lina, Selasa (13/5/2008).

Begitu bermanfaatnya air bagi Lina, wanita yang baru melahirkan anak kedua pada tiga bulan lalu itu selalu minum air putih dengan takaran yang sudah ditargetkan.

"Karena air begitu berartinya untuk saya, maka setiap hari saya bisa menghitung jumlah air putih yang saya minum. Dalam satu hari, saya bisa minum lima liter air. Terutama kalau mau tidur, insting saya bisa meraba botol air minum karena setiap satu jam saya bisa haus," beber pemeran sinetron Demi Masa dan Anakku Bukan Anakku itu.

Bahkan, bila dalam kondisi tengah berada di suatu acara pun, wanita yang masih terlihat cantik di usia 35 tahun ini mengaku tetap mengonsumsi banyak air putih.

Kondisi Lina yang tengah memberi ASI eksklusif pun rupanya tak menghentikan kebiasaannya meminum air. Bahkan, saat Lina terbangun untuk menyusui bayinya, dia selalu minum air putih terlebih dahulu.

"Bukan hanya sugesti, setiap saya akan menyusui bayi pasti akan minum air putih terlebih dahulu. Saya meyakini dengan minum air putih yang banyak akan memberi asupan ASI yang banyak," bebernya seraya menyatakan bukti keberhasilannya mengonsumsi air putih ternyata dapat menurunkan berat badan sebanyak 12 kg dalam waktu tiga bulan.

Meski banyak minum air, namun tubuh manusia mempunyai mekanisme dalam mempertahankan keseimbangan asupan air yang masuk dan yang dikeluarkan. Sehingga Lina tak mengalami problema meski banyak minum air putih.

"Awalnya saat banyak minum air putih sering membuat saya buang air kecil (BAK). Tapi lama kelamaan tubuh sudah bisa mengikuti ritmenya yang teratur karena sudah tahu intensitasnya yang cukup baik. Selain itu, tubuh juga punya kantung kemih yang bisa menampung," tukasnya.

AddThis Social Bookmark Button


Jika Mr P Anda Pendek

Lifestyle Zone Artis. Tidak semua pria memiliki properti yang paling berharga Mr P berukuran panjang. Ada juga pria yang memiliki Mr P berukuran rata-rata, bahkan cenderung pendek. Berapa sebenarnya ukuran rata-rata Mr P?

Menurut situs thepenis, sekitar 5,9 inchi (15 cm) saat ereksi. Jika ukuran Mr P Anda di bawah ukuran tersebut, Anda jangan merasa sedih, karena ada posisi-posisi seks yang bisa memastikan Anda bisa lebih "dalam" dan memuaskan pasangan.

Tentu saja, penetrasi bukan segala hal yang harus Anda lakukan. Masih ada jalan lain untuk memuaskan wanita Anda dan itu tidak perlu melibatkan Mr P Anda.

Berikut ini beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk menyenangkan wanita pasangan Anda, jika ada keterbatasan Mr P.

Fokus pada foreplay
Saat berciuman atau melakukan rabaan sebelum melakukan seks secara penuh adalah ide yang baik untuk memulai seks. Dan pertimbangan kebanyakan wanita butuh waktu lebih lama untuk mencapai orgasme dari para pria, jadi melakukan pemanasan yang lebih lama adalah ide yang fantastis.

Stimulasi klitoris
Anda melakukan penetrasi atau tidak, klitoris adalah teman Anda. Pelajari bagaimana memanipulasi hal ini untuk membantu wanita Anda mencapai orgasme dan kemudian penetrasi bisa akan lebih membuatnya orgasme lagi.

AddThis Social Bookmark Button


Menggerakkan Mouse Berulang-ulang Dapat Alami RSI

Lifestyle Zone Artis. KOMPUTER memang memberikan banyak kemudahan. Berbagai kelebihan dan program yang ditawarkan barang elektronik ini membuat orang tergantung padanya. Namun siapa sangka jika mouse memiliki potensi bahaya yang perlu diwaspadai.

Setiap hari, frekuensi pergerakan tangan dengan salah satu hardware komputer ini terus bertambah. Pengaruhnya terhadap pergelangan tangan memang tak terasa dalam hitungan menit. Namun untuk orang yang seharian harus menekan tuts dan menggerakkan mouse, Repetitive Strain Injury (RSI) menjadi ancaman serius.

Bukan hanya Computer Vision Syndrome saja yang sering muncul, melainkan juga risiko-risiko lain pun dapat mengganggu kesehatan Anda. Salah satunya adalah nyeri pada pergelangan tangan maupun pada jari-jari tangan. Jika terjadi, berhati-hatilah dan segera periksakan diri ke dokter. Kemungkinan Anda terkena penyakit Repetitive Strain Injury.

Menurut dr Grace Tumbelaka SpKO, Repetitive Strain Injury adalah cedera atau kerusakan yang terjadi pada otot atau jaringan syaraf tubuh lainnya karena melakukan sesuatu secara berulang-ulang dan berlangsung selama bertahun-tahun. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada otot dan jaringan syaraf yang berawal dari suatu perobekan. Sebagian orang mungkin mengenal Repetitive Strain Injury itu sebagai Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

"Dalam istilah medisnya biasa disebut dengan gejala mati rasa, ngilu dan lemah akibat iritasi pada bagian tengah otot di sekitar pergelangan tangan," terangnya.

Cukup beragam pekerjaan yang memungkinkan terjadinya Repetitive Strain Injury. Salah satunya adalah meningkatnya penggunaan sarana komputer. Kegiatan yang selalu melibatkan keyboard dan mouse ini dapat menimbulkan cedera urat tangan, lengan, dan bahu.

Sebenarnya, semua risiko yang dialami para pekerja kantoran bukan semata-mata faktor kecerobohan, seperti kurang memperhatikan posisi duduk yang benar. Selama delapan jam dalam sehari, pekerjaan dilakukan dengan posisi duduk, sementara jari-jari tangan sibuk memencet tuts keyboard dan mouse. "Seharusnya sarana penunjang kerja perlu mendapatkan perhatian, tidak hanya dari segi keselamatan, tapi juga kenyamanan dan kesehatan," ungkapnya.

Seseorang dapat terkena Repetitive Strain Injury karena saat menekan tuts dan mouse, bahu dan lengan bagian atas cenderung tertahan. Keadaan seperti itu dapat menghambat sirkulasi darah ke lengan bagian bawah. Padahal lengan bagian bawah membutuhkan aliran darah yang lebih banyak dari keadaan normal ketika jempol dan jari lainnya melakukan gerakan kecil dan teliti. Ditambah lagi dengan sikap duduk yang salah dan penempatan ruang kerja yang membuat orang tidak nyaman. Keadaan itu membuat sakit pada otot-otot tendon, saraf-saraf di sekitar tangan, pergelangan, jari, bahkan pundak dan leher sebagai akumulasi dari pekerjaan dalam kurun waktu yang lama.

Repetitive Strain Injury adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan berbagai macam cedera pada otot tendon dan saraf. Cedera ini biasanya disebabkan oleh aktivitas yang membutuhkan gerakan yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan menggerakan mouse. Gejala Repentitive Strain Injury dapat muncul di berbagai tempat dari pangkal lengan hingga ujung tangan.

Repetitive Strain Injury yang biasa disebut Cumulative Trauma Disorder ini bisa terjadi karena posisi tubuh kurang rileks. Ada tekanan terhadap urat dan saraf tangan, pergelangan tangan, lengan dan pundak, serta leher. Kurang istirahat menggunakan komputer dapat menyebabkan otot tangan terasa kaku dan kesulitan dalam melakukan sesuatu. Kesulitan tersebut bisa berupa kesulitan membalik halaman buku, memutar tombol atau memegang gelas.

Gejala lain yang juga dirasakan adalah saat bangun timbul rasa sakit di pergelangan tangan atau mati rasa di seluruh tangan. Di pagi hari tangan juga sering terasa canggung.

Dianjurkan agar pada saat mengetik, pergelangan tangan hendaknya tidak ditekuk di atas, ke bawah atau ke samping. Begitu pun untuk ukuran huruf di monitor. Sebaiknya tidak terlalu kecil sehingga mudah dibaca dan tidak perlu membungkukkan badan ke depan monitor setiap kali membaca teks.

Cara mengatasi Repetitive Strain Injury, tambah dr Grace adalah dengan memijat langsung otot dan serabut saraf yang mengalami ketegangan. Cara lain adalah melakukan olahraga ringan dan berulang kali setiap 30 menit sebelum mulai bekerja. Pencegahan yang cukup manjur untuk RSI ini adalah memperhatikan posisi tubuh saat bekerja, seperti kaki harus didatarkan di atas lantai, lutut harus lurus terhadap kaki dan membungkuk pada sudut yang pas.

Untuk menopang punggung bawah, gunakan bentuk kursi yang baik atau dengan gulungan handuk. Sedangkan untuk punggung atas, lakukan gerakan melengkung secara natural. Berpikirlah terlebih dahulu sebelum mengetik untuk menghindari pengetikan secara berulang dan pengeditan. Sebaiknya menggunakan sentuhan ringan saat mengetik dan jangan menekan tombol terlalu keras.

Repetitive Strain Injury tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Bahkan pada anak-anak, penyakit ini bisa menyebabkan kelumpuhan. Anak-anak terhalang untuk melakukan kegiatan yang sederhana seperti, memegang sikat gigi, mengangkat tas sekolah atau bahkan mengancingkan baju. Secara psikologis, kondisi ini jelas sangat berpengaruh.

AddThis Social Bookmark Button


 

Design by Amanda @ Blogger Buster