Hidup Melajang Bahagia Tidak?

2008/05/01

LIFESTYLE ZONE. Menyendiri bagi seorang pria dalam arti tidak terikat dalam suatu hubungan percintaan, baik pacaran atau menikah memang penuh tantangan. Mereka cenderung menikmati masa lajang dan menunda untuk menjalin komitmen serius kearah pernikahan dengan perempuan selama mungkin.

Biasanya alasan utama mengapa seorang pria menunda selama mungkin untuk terikat dalam hubungan serius karena belum siap keluar dari zona nyaman dan masuk pada kehidupan berkomitmen yang dipandang sebagai kehidupan penuh kompromi, tanggung jawab dan pengorbanan.

Pertanyaannya sekarang ialah apakah mereka bahagia atau tidak dengan kondisi tersebut? Menurut Psikolog Bondan Seno Prasetyadi, kebahagiaan itu subyektif. Jadi tidak dapat disimpulkan dan diukur hanya berdasarkan satu pihak saja.

"Kalau bicara kualitas dan efektivity maka tergantung dari budaya mana kita berada. Sementara itu, berbicara mengenai budaya di Indonesia, maka susah untuk didebatkan, meski seberapa tinggi pendidikan dan jabatan seseorang. Tapi di masyarakat Indonesia, orang yang belum berumah tangga apalagi memiliki keturunan sering dianggap gagal," kata Bondan saat dihubungi okezone melalui telepon genggamnya, Senin (28/04/2008).

Ditambahkan oleh almamater Universitas Gunadarma ini, bicara mengenai budaya di Indonesia tidak lepas dari budaya Jawa dan Sunda yang dominan. Hal ini yang perlu dipikirkan apakah kebahagiaan itu hanya karena berumah tangga atau hidup singel tetap dapat bahagia. Jadi apakah seseorang bahagia atau tidak tergantung dari sudut pandang mana dia melihat.

Karena itu, masih menurut Bondan, anggapan bahwa hidup melajang bukanlah hidup yang membahagiakan adalah anggapan yang salah. Anggapan yang mengatakan bahwa tantangan-tantangan tersebut merupakan hambatan yang tidak mungkin diatasi juga sama sekali tidak benar.

Yang seharusnya dilakukan seseorang untuk menikmati kondisi hidupnya dalam keadaan apa pun, baik melajang atau menikah, adalah mengubah pola pikirnya mengenai kondisi saat itu.

"Ada kebahagiaan ketika seseorang berada di tengah-tengah komunitas yang memuja hidup sendiri lebih bahagia. Demikian pula sebaliknya, ada yang merasa tidak bahagia hingga menjadi defended saat seseorang berada di tengah-tengah komunitas yang menganggap bahwa kebahagiaan itu berasal dari sebuah pernikahan," beber pria bersahaja ini.

Nah, agar kebahagiaan tetap dapat dirasakan meskipun hidup melajang, maka Anda harus memandang hidup berbeda dari sudut mana. Itu dapat dilakukan dengan mengubah hal-hal yang pada umumnya dianggap negatif menjadi sesuatu yang positif. Seperti ketiadaan pendamping untuk berbagai kesempatan sosial atau rekreasi.

"Memang menyenangkan bisa melakukan sesuatu bersama-sama dengan orang yang Anda kenal baik dan mengenal Anda dengan baik. Tetapi, jika Anda melihat bahwa kesendirian Anda dalam melakukan berbagai aktivitas merupakan salah satu hak istimewa, maka kebahagiaan akan selalu menyertai Anda," pungkasnya. Jadi, jangan takut untuk hidup sendiri ya?

AddThis Social Bookmark Button


 

Design by Amanda @ Blogger Buster